Tidak semua benda yang tidak terpakai berarti sampah. Ya, jangan anggap mereka sampah. Disamping sebagai manusia konsumtif, kini sudah saatnya kita menjadi manusia yang lebih produktif. Kita bisa memanfaatkan benda - benda yang dianggap sampah menjadi benda yang memiliki nilai guna dan tentunya memenuhi kebutuhan. Terutama untuk benda anorganik yang tidak mudah membusuk.
Ketika kita akan membuang suatu benda, apakah kalian pernah berpikir bagaimana perasaan benda - benda tersebut ketika akan dibuang ke tempat sampah yang terkenal kotor nan bau? Apakah kalian pernah berpikir bagaimana rasanya jadi mereka ketika harus berkumpul serta bertindihan dengan benda – benda atau sisa makanan yang berbau busuk itu?. Jika mereka diberikan kehendak untuk berbicara, mugkin ketika kita berniat untuk membuangnya, mereka akan berkata dengan uraian air mata di wajahnya “Wahai Tuanku yang baik hati, jangan buang aku, aku tidak mau masuk ke tempat itu, aku tidak mau berkumpul dengan benda – benda yang berbau busuk itu !”. Jika sudah seperti ini, pasti akan banyak “calon sampah” yang gagal menjadi sampah. Nah, sekarang saatnya bagi kita untuk menyelamatkan mereka dengan menggagalkan para calon sampah menjadi sampah.
Terdapat banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan mereka, diantaranya mengubah fungsi tanpa mengubah bentuk, mendaur ulang, mengkreasikannya menjadi benda yang lebih unik, indah, dan tentunya bermanfaat.. Mengubah fungsi tanpa mengubah bentuk, kita menggunakan benda dengan fungsi yang berbeda dari fungsi kodratnya, seperti buku tulis yang masih memiliki banyak halaman kosong digunakan untuk menghitung atau mengkotret dan menggambar. Mendaur ulang, hal ini biasa dilakukan oleh pabrik karena membutuhkan alat canggih dalam prosesnya. Mengkreasikannya menjadi benda yang lebih unik, indah, dan tentunya bermanfaat. Hal ini dilakukan oleh orang – orang berjiwa kreatif yang berpikir apa yang orang lain tidak pikirkan. Ada banyak contoh benda – benda unik, indah, dan bermanfaat yang dapat kita temukan di internet. Salah satu orang berjiwa kreatif itu adalah Luluk Rahmawati, seorang mahasiswi Sastra Inggris di Perguruan Tinggi Swasta yang berhasil membuat sebuah buku harian atau diary berbentuk hati yang dibuatnya dari benda – benda tidak terpakai di rumahnya.
Ketika sekolah, sangat jarang semua halaman buku terisi penuh dengan catatan. Kecuali mungkin untuk beberapa mata pelajaran. Selebihnya tidak lebih dari setengah buku yang berisi catatan. Setiap tahun ajaran baru, semua ikut baru termasuk buku tulis. Kemudian bagaimana kabar buku - buku tahun sebelumnya yang sebenarnya masih bisa terpakai?. Akan banyak mata pelajaran baru di tahun ajaran baru. Nah, disinilah biasanya kita lebih memilih untuk menggunakan buku tulis baru, dan menyimpan buku - buku tahun sebelumnya bersama benda – benda yang sudah tidak terpakai atau membuangnya begitu saja. Tidak menutup kemungkinan kalau buku-buku tulis tersebut pun akan dijual kepada pengumpul benda bekas. Mengubahnya menjadi benda yang lebih indah nan berguna adalah cara mencegahnya.
Mahasiswi semester satu ini bukanlah orang yang suka membuang benda begitu saja, walaupun mungkin bagi orang lain itu adalah “sampah”. Setiap ia berniat untuk membuangnya, kata-kata yang selalu muncul dipikirannya adalah “Suatu saat kamu akan membutuhkannya”. Entah mengapa hal tersebut masih ia rasakan hingga kini. Hal itulah yang membuat ia melarang ibunya untuk menjual buku-buku yang sudah tidak terpakai lagi termasuk buku tulis yang separuhnya masih kosong.
“Ketika libur panjang setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, rasa bosan selalu menghantui karena harus berhibernasi di rumah selama berbulan - bulan sambil menunggu hari-hari pertama menjadi mahasiswi dan membayangkan kehidupan kampus yang selama ini hanya dilihat dari layar kaca. Saya teringat pada buku-buku yang memiliki banyak halaman kosong. Sebagian buku-buku tersebut telah digunakan untuk menghitung atau mengkotret. Lalu bagaimana dengan sisanya?. Saya berfikir untuk membuat benda yang lebih indah nan berguna, yaitu sebuah buku harian berbentuk hati.” Jawab gadis lugu itu ketika ditanya alasan ia membuat buku harian unik tersebut. Ia mencoba untuk membuat buku harian karena ingin mengabadikan setiap moment dalam tulisan. Berbentuk hati karena itu adalah bentuk yang unik untuk sebuah buku dan semua yang tertulis di dalamnya adalah semua yang berasal dari hati.
Itu hanyalah salah satu dari sekian banyak orang berjiwa kreatif yang mampu berkarya menggunakan benda tak terpakai. Yuk mulai sekarang jangan anggap mereka sampah lagi. Mulailah memanfaatkan benda – benda yang sudah tidak terpakai. Jadilah manusia yang lebih produktif serta kreatif karena selain kita dapat menyelamatkan para calon sampah tersebut, kita juga menyelamatkan kelestarian bumi.
Komentar
Posting Komentar