Hari ini aku akan
bercerita tentang seorang anak bernama Krisya. Krisya lahir ketika adzan isya
berkumandang. Anak kedua dari pasangan Subhi dan Ashari. Adik perempuan pertama
seorang guru ngaji bernama Zuhri. Krisya juga memiliki satu adik perempuan,
Maghriba. Ku yakin kalian bisa menebak kapan tepatnya anggota keluarga Krisya
dilahirkan.
Krisya dikenal sebagai anak yang sangat baik oleh keluarga dan semua orang yang mengenalnya. Mereka bilang Krisya adalah bidadari tak bersayap. Ku tanya apakah mereka sudah pernah melihat bidadari sebelumnya, mereka menjawab belum. Ku tanya lagi, lalu kenapa kalian menyebut Krisya adalah seorang bidadari, bagaimana jika bidadari sebenarnya adalah orang jahat. Mereka pun menjawab, di sinetron semua bidadari sangatlah baik, suka menolong. Oke fix, mereka korban sinetron...
Krisya dikenal sebagai anak yang sangat baik oleh keluarga dan semua orang yang mengenalnya. Mereka bilang Krisya adalah bidadari tak bersayap. Ku tanya apakah mereka sudah pernah melihat bidadari sebelumnya, mereka menjawab belum. Ku tanya lagi, lalu kenapa kalian menyebut Krisya adalah seorang bidadari, bagaimana jika bidadari sebenarnya adalah orang jahat. Mereka pun menjawab, di sinetron semua bidadari sangatlah baik, suka menolong. Oke fix, mereka korban sinetron...
Namun, setelah seminggu
mengenal Krisya, aku baru percaya. Krisya adalah anak yang sangat baik. Setiap
bangun tidur, dia terus mandi tidak lupa menggosok gigi. Habis mandi dia tolong
ibu, membersihkan tempat tidurnya. Tidak sepertiku yang bangun tidur, tidur
lagi, bangun lagi, tidur lagi, banguuun, tidur lagi. Krisya adalah anak yang sangat patuh, menaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Dia yakin bahwa ridho Allah bergantung pada ridho orang tuanya. Hari itu, Krisya makan karena
disuruh ibunya, padahal ketika itu ia sedang berpuasa. Katanya, ia ingin
melihat ibunya senang, ia tak ingin ibunya kecewa dan berpikir bahwa ia tak suka makanan yang dimasak ibunya. Dia juga selalu berada di dalam
rumah, karena waktu itu sedang libur sekolah dan hujan turun tiada henti
seminggu lamanya. Mungkin esok hujan kan reda, karena ia harus pergi ke
sekolah, tapi entahlah karena ku tak pandai meramal seperti Dilan.
Komentar
Posting Komentar